Banyak warga yang kecewa mengapa program-program yang terdahulu harus dihapuskan. Seperti program pengolahan sampah yang sebenarnya tidak hanya untuk mendapatkan predikat juara pada ajang lomba kebersihan dusun se-provinsi itu, namun juga merupakan salah satu kegiatan pemuda dusun ini untuk memudahkan warga dalam menanggulangi sampah rumah tangga yang ada. Slogan sampah-sampah kami olah, tidak lupa kami pilah.. tak lagi berlaku di dusun ini. Entah apa yang menyebabkan ketua pemuda mengambil keputusan tersebut. Padahal, jika masalah ini dimusyawarahkan dengan pihak tua agar diberi solusi yang baik, mungkin program ini dapat lebih dipertahankan. Apakah kita tak malu dengan status juara dan dijadikan contoh oleh dusun lain, tetapi sekarang, tak ada yang patut dibanggakan...???
Teman.. apakah sebenarnya masalah kalian? apakah kalian enggan bekerjasama dengan sampah2 tersebut karena sampah itu bau, sampah itu kotor?
Lalu apakah ada program lain yang akan menghasilkan banyak manfaat yang telah teman-teman rencanakan?
Kita akan tunggu program-program tersebut.
Kita sebagai kaum muda, harus gotong royong bekerja-sama membangun dusun kuita. Agar kita dapat berdiri tegak, dan dijadikan contoh oleh dusun lainnya, oleh karang taruna lainnya. Pembangunan ini juga sebaiknya dari segala bidang. Tanpa pamrih dan dengan persatuan dari teman-teman sekalian...
Jumat, 09 Januari 2009
Nasib Yang Mengiris Hati
Selasa, 06 Januari 2009
Nasib Pengelolaan Sampah RW 07
Pergantian kepengurusan Karang Taruna RW 07 sudah terlaksana,berbagai macam program yang tersendat di tahun-tahun sebelumnya sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang, dalam artian berkurang"tidak di lperbaharui tetapi di bubarkan atau di non aktifkan" karena berbagai macam kendala yang tidak memungkinkannya program itu dilanjutkan. Seperti program kegiatan ronda yang sudah berjalan hampir 2 tahun, yang juga sudah menghasilkan 1 unit tenda.Terpakasa dinon aktifkan, mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa dibubarkan?
Pertama- mungkin rekan-rekan saat ini lagi dalam masa kejenuhan, alhasil kegiatan ronda kadang dilaksanakan kadang enggak,malahan ada yang gak pernah berjalan, berbagai masalah saya sendiri kurang tahu, apakah kemaleman, ataukah memang lagi sibuk, atau rekan satu kelompok yang kurang kompak.
Kedua- adanya RT yang membayar uang ronda 1 bulan sekali, dengan ketidak rutinnya rekan-rekan melaksanakan kegiatan ronda bisa dibilang merugikan RT, setiap bulannya RT membayar uang ronda Rp 3000 per bulan tetapi kegiatan ronda tidak di;akukan.
Banyak permasalahan lagi yang tidak bisa ditulis di blog ini, mungkin apa yang ada diatas dapat sedikit menjawab pertanyaan-pertanyaan kenapa kegiatan ronda di non aktifkan.
KT 07......
